KABAR RAKYAT - Menjamurnya TV digital dan over the top (OTT) membuat sejumlah pelaku industri TV berbayar di Indonesia mulai mengevaluasi prospek bisnis tersebut.
Beberapa pemain TV berbayar di Indonesia masih bertahan di tengah menjamurnya TV digital dan OTT, namun ada pula yang sudah bertumbangan lebih awal karena 'seleksi alam'.
Lantas bagaimanakah prospek bisnis TV berbayar di tengah menjamurnya TV digital dan OTT? Akankah masih tetap menjadi peluang tersendiri atau justru menjadi ancaman?
Baca Juga: Selain Nex Parabola, 4 TV Berbayar Ini Dipastikan Juga Ikut Menyiarkan Proliga 2023
Sebagaimana diketahui, penetrasi TV di Indonesia masih tetap mendominasi bahkan angkanya mencapai lebih dari 90 persen, di mana mayoritas dari angka tersebut adalah free to air (terestrial).
Hal tersebut disebabkan karena Indonesia merupakan negara dengan kondisi geografis yang memiliki lebih dari 17.000 pulau.
Akan tetapi di sisi lain, keberadaan geografis tersebut nyaris tak memungkinkan stasiun TV swasta free to air (FTA) untuk membangun stasiun transmisinya di seluruh Indonesia.
Celah inilah yang dimanfaatkan oleh sejumlah grup media besar yang menguasai industri FTA untuk membangun bisnis TV berbayar berbasis satelit, kabel, maupun IPTV.
Tak hanya memungkinkan pemirsa di pelosok (dalam hal ini blank spot area) untuk menonton seluruh stasiun TV nasional, namun juga bisa menikmati berbagai konten premium internasional dengan harga paket yang terbilang murah meriah.
Baca Juga: Indosiar via TV Berbayar Hanya Tayangkan Siaran Ulang Saat Jadwal BRI Liga 1, Begini Alasannya
Kondisi mulai berubah ketika pemerintah mulai agresif mendorong migrasi TV analog ke TV digital.
Masuknya transmisi multipleksing (MUX) TV digital dari beberapa stasiun TV swasta (umumnya dari grup media besar) ke sejumlah kota menengah memicu sebagian orang berhenti berlangganan atau membeli paket TV berbayar.
Sebab, beberapa konten olahraga (khususnya sepak bola) yang tersedia di TV berbayar juga bisa dinikmati secara gratis melalui TV digital.
Pada saat yang sama, sejumlah layanan OTT menawarkan paket berlangganan untuk menonton tayangan olahraga (ditambah bonus konten hiburan dalam satu platform) dengan harga hingga sepuluh kali lebih murah dibandingkan dengan TV berbayar (tidak termasuk biaya berlangganan jaringan internet).
Artikel Terkait
Nex Parabola Somasi Banyuwangi TV dan 36 Operator TV Kabel Lainnya di Tengah Euforia Piala Dunia 2022
Indosiar via TV Berbayar Hanya Tayangkan Siaran Ulang Saat Jadwal BRI Liga 1, Begini Alasannya
Cara Menonton Piala AFF 2022 Menggunakan Receiver Nex Parabola, Matrix Garuda, Matrix Sinema, dan Mola Matrix
Selain Nex Parabola, 4 TV Berbayar Ini Dipastikan Juga Ikut Menyiarkan Proliga 2023