KABAR RAKYAT - Dewan Masjid Indonesia (DMI) daerah Kabupaten Banyuwangi berupaya merawat kerukunan antar muslim. Terlebih, saat ini telah memasuki momen tahun politik jelang Pemilu tahun 2024.
Baru ini, DMI Banyuwangi melalui program pembinaan teknis (bimtek) melibatkan tokoh muslim, ratusan Imam Masjid dari penjuru desa dan kecamatan.
Ketua DMI Kabupaten Banyuwangi, H. Fathur Rahman M.Pd.I membuka dan memberikan arahan di acara Bimtek; Pembinaan Manajemen Masjid dan Bimbingan Teknis Imam - Khotib Menuju Masjid Paripurna Tahun 2023.
Baca Juga: Menang di Laga Pertama, Simak Hasil dan Jadwal Lengkap Kiprah Timnas Indonesia U24 di Asian Games
"Kegiatan pembinaan kali ini dilangsungkan di lima titik. Antara lain pada Kecamatan Blimbingsari, Kecamatan Cluring, Kecamatan Siliragung, Kecamatan Kalipuro, dan Kecamatan Genteng," kata H Fathur di MI Nurul Athhar, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, pada Selasa, 19 September 2023.
H. Fathur juga menegaskan keterlibatan pengurus dan anggota di Dewan Masjid Indonesia adalah penuh dengan nilai-nilai pengabdian. Terutama dalam kehadiran pengurus saat masjid-masjid ketika menemukan permasalahan dan konflik sosial kemasyrakatan.
"Dengan keikhlasannya turut menguraikan persoalan-persoalan. Kemudian pada saat ini, fungsi masjid sempurnanya tidak hadir pada persoalan sebagai tempat sholat. Atas seluruh isu sosial takmir masjid harus memiliki kepekaan yang tajam untuk hadir kepedulian sosial," ujar H. Fathur.
Baca Juga: KPU Banyuwangi Rakor Persiapan Pembukaan Rekening Khusus Dana Kampanye Parpol Peserta Pemilu 2024
Sementara saat memberikan materi H. Mukhlis menegaskan, beberapa kompetensi khotib yang harus dimiliki ditinjau dari aspek kepribadian
- Amanah dan menjadi teladan
- Profesional; memiliki keahlian dan materi dapat dipertanggungjawabkan
- Komunikatif; harus mampu melihat situasi dan kondisi jamaah
- Berkepribadian yang inklusif; membaur pada seluruh elemen masyarakat).
"Pada point terakhir sosok khotib haruslah figur yang disenangi oleh seluruh masyarakat, tanpa membedakan kelas sosial kemasyarakatan. Wajarlah khotib dan imam menjadi teladan masyarakat," ungkap H. Muklis.
Etika lanjutan, kata dia, saat dihadapan pun menjadi khotib haruslah dipilihkan materi yang terbaru dan sesuai dengan tema sosial kemasyarakatan terbaru. Tidak materi dan persoalannya sudah lama disampaikan kembali.
"Lebih utama adalah figur yang satu paket dapat menjadi khotib dan juga imam shalat jumat. Pun harus hindari tema-tema khutbah sensitif kepada jamaah, misalnya persoalan politik," ujar H. Mukhlis menutup sambutannya.***
Artikel Terkait
PW DMI Jawa Timur Gelar Masjid Award 2022, Kabupaten Banyuwangi Jago Empat Masjid Pilihan
Sambut 2023, DPP LDII Ingatkan Para Elit Hindari Kegaduhan di Tahun Politik
Muhammadiyah dan LDII Tegaskan, Umat Jangan Berpecah Karena Tahun Politik
PD DMI Kabupaten Banyuwangi 2022-2027 Resmi Dilantik, Ini Program Unggulannya
Saat Temui LDII, Kabaintelkam Jelaskan Ingar Bingar Tahun Politik Ditangani dengan Filosofi Air Tenang