Jenis COVID Baru di China Prediksi Lebih 1 Juta Kematian, Puncak April 2023

- Sabtu, 17 Desember 2022 | 23:11 WIB
Jenis COVID Baru di China Prediksi Lebih 1 Juta Kematian, Puncak April 2023 (Pixabay/HelenJank )
Jenis COVID Baru di China Prediksi Lebih 1 Juta Kematian, Puncak April 2023 (Pixabay/HelenJank )

KABAR RAKYAT - Jenis COVID baru di China di prediksi akan menimbulkan lebih dari 1 juta kematian, dan puncak dari COVID tersebut akan terjadi di April 2023.

Menurut Institute of Health Metrics and Evaluation (IHME) yang berbasis AS, COVID-19 di China akan mengalami ledakan kasus dan lebih dari satu juta kematian hingga tahun 2023.

Kasus di China akan berada pada puncaknya pada 1 April 2023, ketika angka kematian mencapai 322.000. Sekitar sepertiga dari populasi China akan terinfeksi pada saat itu, menurut Direktur IHME, Crostopher Murray.

Baca Juga: 10 Ucapan Natal dan Tahun Baru 2023 Bahasa Inggris Cocok Untuk Menunjukkan Cinta dan Kasih Sayang

Setelah China mencabut pembatasan ketat atas COVID pada Desember, sekarang mengalami lonjakan infeksi, dan kekahwatiran COVID akan melanda 1,4 miliar populasinya selama liburan Tahun Baru dan Imlek bulan depan.

"Tidak ada yang mengira merea akan tetap berpegang pada nol-COVID selama mereka melakukannya," kata Murray pada Jumat melalui pertemuan secara virtual.

Kebijakan nol-COVID mungkin efektif untuk mencegah varian virus sebelumnya, tetapi penularan yang tinggi dari varian Omicron membuatnya tidak mungkin dipertahankan.

Baca Juga: 15 Link Twibbon Natal dan Tahun Baru 2023 Terbaru, Cocok Digunakan Untuk Bingkai Foto Medsos

 

IHME juga menggunakan informasi tentang tingkat vaksinasi yang diberikan pemerintah China serta asumsi tentang bagaimana berbagai provinsi merespons ketika tingkat infeksi meningkat.

Pakar lain juga perkirakan 60% populasi China akhirnya terinfeksi, dan yang paling parah menyerang ppopulasi yang retan seperti orangtua, yang sebelumnya pernah terinfeksi.

Kekahwatiran utama adalah sebagaian besar mahsyarakat di China yang rentan, dan pemberian vaksin yang kurang efektif dan cakupan vaksin yang rendah apalagi bagi mereka yang berusia 80 tahun ke atas, yang paling berisiko terkena penyakit parah.***

 

Editor: Egi Nurcahyani

Sumber: Reuters

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X