Pelukis Langgar Art Banyuwangi : Lahirkan Mahakarya Spiritualitas Gandrung, Tercipta Diantara Seribu Penari

- Selasa, 1 November 2022 | 19:37 WIB
9 pelukis Banyuwangi usai merampungkan karya
9 pelukis Banyuwangi usai merampungkan karya

KABAR RAKYAT – Sebuah karya lukisan kompilasi tercipta di Banyuwangi 29 Oktober 2022, mengusung tema besar iconik “Gandrung Sewu “ menjadi pembeda pagelaran festival di Banyuwangi yang sudah dua tahun tidak digelar akibat pandemi Covid-19.  Pelukis Banyuwangi mampu memakau ribuan penonton diantara seribu penari gandrung dengan kuas dan cat minyak melahirkan karya “Spiritualitas Gandrung” di atas kanvas.

Menarik memang apa yang dilakukan pelukis Banyuwangi di ajang festival Gandrung Sewu di pantai Bom, Sabtu,29/10/2022 lalu. Para perupa yang tergabung dalam Langgar Art benar-benar menjadi pembeda diajang Festival “ Gandrung Sewu" yang telah mendunia itu. Betapa tidak, 9 orang pelukis Langgar Art, Banyuwangi, tidak terlarut dalam suasana festival namun sebaliknya justru mewarnai .

Pelukis Banyuwangi justru membedah alunan nada pentatonik, terdengar dinamis kadang romantis,  mengiringi  gemulai tarian seribu penari gandrung. Tatapan dan senyum seribu penari yang semuanya cantik itu, tak menurunkan konsentrasi 9 pelukis yang membangun karya kompilasi . Sungguh out the box !. Tema Gandrung Sewu menjadi magis, ruh dari budaya Banyuwangi menjadi obyek otentik Windu Pamor Dan Sugiono dkk.

Tampilnya 9 pelukis Banyuwangi ini di panggung besar “ Gandrung Sewu” sungguh lompatan dramatis sebagai pelukis. Mereka keluar dari kelasiman dan rutinitas sebagai pelukis. Yang biasanya menyendiri, suasana tenang jauh dari hiruk likuk orang. Disitu lasimnya mereka fokus berkarya diatas kanvas. Tapi di penguhujung Oktober 2022, pelukis Langgar Art yang sebelumnya sukses menggelar pameran lukisan  “Artos Kembang Langit” 2021 lalu. Mampu menjawab tantangan melukis diatara seribu penari Gandrung Banyuwangi yang terlanjur fenomenal itu.

Mahakarya lukisan
Mahakarya lukisan

“Kita mencoba sebuah ide tantangan yang tak biasa. Bagaimana jika seorang pelukis menggambar ditengah hiruk pikuk orang banyak. Apakah mampu menyelesaikan tanpa mengurangi estetika dan rasa keindahan itu sendiri,” ungkap Windu Pamor.

Banyak pelukis melahirkan karya secara on the spot , dilakukan di pinggir jalan atau dalam lokasi pasar seni. Tetapi akan berbeda cerita ketika berada diantara seribu penari gandrung yang semuanya wanita muda dan cantik.

“ Tiga jam kami 9 orang harus menyelesaikan tema kami secara on the spot dihadapan seribu penari , dengan suara tabuhan khas Banyuwangi yang begitu dinamis namun memiliki nuansa magis,kami mencoba mengangkat spiritualitas Gandrung  di tengah peralihan zaman menuju era milenial,” tutur Sugiono.

Maha karya pelukis Banyuwangi  kalaborasi  Windu Pamor,Sugiono, Haruman Huda, Suryantara, Rahman Efendi. Ada juga Iwan Han, Cak To, Be Ben dan Asep sungguh menjadi karya lukis yang menumental. Penulis yakin lukisan “Spiritual Gandrung “ tidak saja iconik, tetapi akan menjadi lukisan yang paling dicari kolektor barang seni.  

Tari Gandrung bagi rakyat Banyuwangi tidak saja sebagai simbul perjuangan, Gandrung juga sebagai jati diri daerah bumi Blambangan. Gandrung sebagai produk kebudayaan di tengah derasnya transmormasi  informasi digital tetap dipertahankan sebagai akar  karakter Banyuwangi.

Penandaan  Tari Gandrung sebagai jati diri rakyat Banyuwangi itu tergambar jelas di atas kanvas berukuran 3 x 5 meter yang dimaknai sebagai “Spirualitas Gandrung,”.

Imam Maskun, seniman sekaligus manajer Langgar Art Banyuwangi mengaku jika karya pelukis Banyuwangi ini layak mendapat apresiasi. Mereka mendedikasikan hidupnya sebagai perupa telah berkontribusi dalam menjaga budaya  dan kesenian khas Banyuwangi.

“ Melalui karya lukisan perupa Banyuwangi telah menunjukan kontribusinya dalam melestarikan budaya lokal. Eksisten pelukis Banyuwangi tidak pernah menyerah dalam kondisi serba sulit saat ini mereka tetap berkarya. Sebagai pelaku seni kami sangat bangga dan senang mampu melakukan sesuatu yang iconik,” Kata Imam Maskun.

Imam sendiri sejak tahun 2021 terus mendorong agar pelukis Banyuwangi memiliki tempat berekspresi melalui pameran lukisan. Artos Nusantara digagasnya untuk memamerkan karya-karya lukisan pelukis Banyuwangi diantaranya karya maestro Mozes Misdy.

Halaman:

Editor: Richard De Mas Nre

Tags

Terkini

X