• Jumat, 22 September 2023

Fenomena Gejolak Harga Cabai di Jawa Timur, Gubernur Khofifah: Ada Dua Penyebab Lonjakan Harga

- Rabu, 8 Juni 2022 | 12:03 WIB
Gubernur Khofifah Indar Parawansa bertemu mendengar keluhan pedagang di Pasar (Humas Prov Jatim for KabarRakyat)
Gubernur Khofifah Indar Parawansa bertemu mendengar keluhan pedagang di Pasar (Humas Prov Jatim for KabarRakyat)

KABAR RAKYAT - Gejolak harga cabai naik di daerah Jawa Timur, jelang Idul Adha 1443 H menjadi perhatian Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Iapun mengklaim telah lakukan upaya kongkrit untuk stabilkan harga cabai di pasaran.

Upaya pemerintah Provinsi, jelas Gubernur Jawa Timur, mengamati harga cabai naik di pasaran, dan koordinasi Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) di Kabupaten Kediri.

Dua penyebab harga cabai rawit naik di pasaran, yakni: Pertama, pengaruh cuaca curah hujan tinggi menyebabkan tanaman diserang penyakit. Berdampak penurunan produksi dan jadwal tanam cabai mundur.

Di daerah dataran rendah, seharusnya penanaman cabai dilakukan April 2022. "Namun karena curah hujan yang masih tinggi, akhirnya menyebabkan berkurangnya luas tanam,” kata Gubernur Khofifah, Selasa, (7/6).

Baca Juga: Kemenag Buka Pendaftaran Empat Program Beasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Tidak hanya ancaman hujan, penyebab kedua ialah serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terhadap komoditas cabai. Seperti hama lalat buah, trips, dan kutu kebul, dan lainnya.

Lima kabupaten produsen cabai besar tertinggi tahun 2021 di Jawa Timur antara lain, Kabupaten Malang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Probolinggo.

Menurutnya, perkembangan komoditas cabai besar pada Januari-Maret 2022 yaitu luas tanam mencapai 2.525 hektare dengan produksi mencapai 33.350 ton dan konsumsi sebesar 17.082 ton/kapita/tahun.

Melihat angka tersebut, maka produksi cabai besar masih surplus 16.268 ton. Selanjutnya, pada bulan April sebesar 63% dan prognosa pada Mei menunjukkan luas tanam cabai besar sebesar 1.285 hektare dengan sasaran produksi sebesar 11.892 ton sehingga diperkirakan mendapatkan surplus sebesar 503 ton.

“Jadi, kebutuhan cabai besar di Jawa timur terbagi untuk memenuhi kebutuhan industri kurang lebih sebesar 80% dan untuk rumah tangga sebesar 20% dari total produksi,” jelas Khofifah.

Ada lima kabupaten produksi cabai rawit tertinggi tahun 2021 di Jawa Timur, yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Tuban.

Baca Juga: PMK Meluas, Komisi II DPRD Banyuwangi Minta Dinas Lakukan Penyemprotan Disenfektan dan Pemberian Obat-Obatan

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. Jatim Hadi Sulistyo menambahkan, perkembangan komoditas cabai rawit pada Januari–Maret tahun 2022 yaitu luas tanam mencapai 14.562 hektare dengan hasil panen mencapai 164.806 ton dan konsumsi sebesar 218.273 ton/kapita/tahun.

Dengan demikian, produksi cabai rawit masih surplus 146.533 ton. Dilanjutkan April sebesar 63% dan prognosa pada Mei menunjukkan bahwa luas tanam cabai rawit yaitu sebesar 6.274 ha dengan sasaran produksi sebesar 104.007 ton sehingga diperkirakan mendapatkan surplus sebesar 91.825 ton.***

Halaman:

Editor: Choiri Kurnianto

Sumber: Pemprov Jatim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X