DIUNGKAP, Investigasi Budidaya Ikan 'Buruk' NGO Act for Farmed Animals Desak Produsen-Pengecer Lakukan Ini

- Senin, 18 April 2022 | 02:32 WIB
Tangkapan layar. Hasil budidaya ikan masuk masa panen ikan (Act for Farmed Animals for KabarRakyat)
Tangkapan layar. Hasil budidaya ikan masuk masa panen ikan (Act for Farmed Animals for KabarRakyat)

KABAR RAKYAT — Pegiat penyayang hewan dari NGO Act for Farmed Animals mengklaim telah melakukan investigasi penjagalan terhadap proses budidaya ikan di tanah air.

Act for Farmed Animals dan We Animals Media merelease hasil investigasi proses pembudidayaan ikan dan mengamati proses dari pengelolaan, perawatan, panen, hingga penjualan kepada konsumen ikan serta pengaruhnya terhadap pengelolaan budidaya ikan yang baruk.

Berikut penjelasan Act for Farmed Animals mengungkap hasil investigasi pembudidayaan ikan di sejumlah tempat yang dikirimkan kepada redaksi KabarRakyat, 15 April 2022. Kalian juga bisa menonton video hasil investigasi NGO ini di bagian bawah beri ini.

Baca Juga: Berikut 5 Tips Hemat Optimalisasi BBM Kendaraan Kalian saat Mudik Lebaran

Penyelidikan yang dilakukan oleh Act for Farmed Animals dan We Animals Media mengungkap kondisi kesejahteraan yang buruk bagaimana proses ikan dibudidayakan, dijagal, dan dijual untuk pertama kalinya di Indonesia.

Gambar yang diambil menunjukkan kondisi yang tidak sehat dari budidaya nila, lele dan bandeng: terlihat ikan yang sakit dan mati sebelum waktunya, serta dibiarkan mengapung di kolam mereka. Pada bulan Agustus tahun 2018 di Waduk Kedung Ombo, lebih dari 100 ton ikan nila mati.

Tangkapan Layar. Kolan budidaya ikan
Tangkapan Layar. Kolan budidaya ikan (Act for Farmed Animals for KabarRakyat)

Para ahli mengatakan banyaknya jaring apung di bendungan dan jumlah makanan yang diberikan kepada ikan telah menyebabkan adanya peningkatan bakteri, racun, dan polusi air.

Baca Juga: Film Horor dari Kisah Nyata KKN Di Desa Penari akan Hiasi Bioskop Se-Indonesia di Hari Lebaran: 30 April 2022

ikan terlihat hidup dalam kolam yang terlihat kotor dan para pembudidaya juga melaporkan adanya tingkat oksigen yang rendah, yang kemungkinan besar ikut menyebabkan masalah ini”, jelas Angelina Pane, Manajer Program Animal Friends Jogja, organisasi anggota Act for Farmed Animals.

Di pasar lokal dan tempat budidayanya, investigator menyaksikan beberapa ikan dikuliti dan dipotong saat masih sadar penuh. ikan-ikan hidup diangkut di atas es ke toko-toko, sebuah praktik yang disepakati oleh para spesialis kesejahteraan hewan menyebabkan penderitaan kepada mereka.

Studi ilmiah telah menyimpulkan bahwa es menyebabkan kejutan termal bagi para ikan, sebuah proses yang menyakitkan dan menegangkan yang membuat ikan tetap sadar dan sensitif terhadap rasa sakit untuk waktu yang lama.

Baca Juga: Vaksinasi Booster Polresta Banyuwangi dan ISNU Digelar Besok 17 April 2020 di RM SingOsing

Bagaimana menurut sains

Halaman:

Editor: Choiri Kurnianto

Sumber: Act for Farmed Animals

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X