Oleh: Moh. Husen*
KABAR RAKYAT, EMBONGAN - Sejak pertama kali mendengar nama LSM masuk ke mata dan telinga saya, entah melalui koran yang saya baca atau getok tular dari mulut ke mulut yang saya dengar, sejak saat itulah saya jatuh cinta kepadanya.
Hingga saat ini, saya selalu menaruh hormat kepada Lembaga Swadaya Masyarakat. Bahwa terkadang ada satu dua oknum yang dinilai "kurang baik", saya kira di tempat manapun selalu ada yang seperti itu.
Banyak korban dari keangkuhan dan kebodohan pemangku kebijakan publik yang rata-rata sudah sarjana semua, dikritisi dan ditemukan oleh LSM.
Baca Juga: Reses III Tahun 2021, Michael Edy Hariyanto Siap Gerakkan Ekonomi Masyarakat Dan Pesantren
Gaji mereka jelas. Gaji LSM tidak jelas. Mestinya yang gajinya jelas ini lebih pandai dan piawai. Lebih banyak energinya untuk memikirkan solusi atas berbagai problematika sosial.
Akan tetapi, kadang kala atau mungkin sering, untuk menemukan jalan berlubang saja, atau menemukan orang kelaparan saja, lebih sering LSM yang berkeliling masuk gang demi gang agar tahu warga yang mana yang belum tersentuh kesejahteraan.
Kalau LSM sudah berteriak, barulah orang miskin yang kemarin tidak mendukung kepala desa Anu segera dapat bantuan. Belum lagi LSM harus repot-repot mengurusi orang sakit yang tak punya biaya. Menyuarakan agar hak para buruh jangan disunat, dan seterusnya.
Baca Juga: Kisah Saddil Ramdani yang Cedera dan Sempat Dilarang Pulang ke Indonesia, PSSI : Pelajaran Berharga
Artikel Terkait
Prepare Maulid Nabi
Berjalan Satu Langkah
Alhamdulillah, Ada Orang Protes
Konflik Tapal Batas Kawah Ijen Berujung Ketidakjelasan
Membicarakan Pemuda