Oleh: Moh. Husen*
KABAR RAKYAT, EMBONGAN - Tidak semua orang berani memprotes sebuah kesalahan. Orang protes juga tidak boleh dipastikan buruk. Apalagi dipastikan cari uang belaka.
Orang protes itu perlu. Orang protes harus terus ada. Tanpa orang protes, bisa jadi kebodohan dan kesewenang-wenangan tumbuh subur merajalela.
Bermacam-macam cara orang protes. Ada yang terang-terangan berani ngomong atau berstatement karena segala sesuatunya sudah dipelajari dan dipetakan sedemikian rupa.
Baca Juga: Diduga Agar Konsumen Tak Beli Avanza Sekarang Juga, Dihembuskan Isu Akan Ada Avanza Jenis Baru
Ada orang protes dengan cara menuangkannya dalam bentuk simbolisasi sebuah karya. Entah itu lewat lukisan, puisi, pantun atau pun lagu, dan lain-lain.
Orang diam bisa juga bermakna protes. Orang lebih memilih nonton bola daripada pengajian, sangat mungkin merupakan sebuah protes keras kepada pengajian yang mungkin dianggap kaku dan otoriter.
Seseorang yang tiba-tiba menuliskan di media online kisah ibu menanak batu agar anaknya yang menangis kelaparan menjadi capek dan tertidur di zaman Khalifah Umar bin Khattab, bisa jadi itu sebuah protes: "He, petugas negara! Kamu kan sudah sarjana dan dibayar! Masak nunggu LSM protes baru kamu tahu kalau ada orang kelaparan? Tugasmu selama ini apa?!!!"
Baca Juga: Heboh Gadis 13 Tahun Tenggelam di Danau Buatan Eks Tambang Pasir Badean Blimbingsari
Artikel Terkait
Badan Eksekutif Mahasiswa dari Perguruan Tinggi Se Banyuwangi Protes Keras terkait Kawah Ijen
Ampera Protes Kebijakan Penerima Bansos Wajib Tunjukan Kartu Vaksin Covid-19
Massa KOPRI Protes Kepada Polres Sampang, Mengapa Lamban Ungkap Kasus Persetubuhan Anak
Walikota Bogor Protes Metode Penghitungan PPKM Kepada Direktorat Jenderal Perdagangan
Warganet Indonesia Protes Miss World Malaysia 2021, Sebut Batik Malaysia 'Minta Maaf, Batik dari Java'