Oleh: Moh. Husen*
KABAR RAKYAT, EMBONGAN - Beruntung sekali beberapa teman, saya lihat di medsos, dalam hari-hari terakhir berkesempatan bertemu dengan beliau. Sejak awal-awal saya mulai menjalani aktivitas belajar memegang kamera, sekitar awal Agustus, salah satu senior jurnalistik yang ingin saya sowani adalah beliau.
Namun hingga saat beliau meninggal dunia, saya belum sempat bertemu beliau. Saya ingin berguru beberapa hal mengenai pengembaraan panjang beliau sebagai jurnalis televisi, yang sebelum di Bawaslu, telah beliau tekuni sejak lama.
Beliau salah satu pimpinan saya di Bawaslu kabupaten Banyuwangi. Saya anak buah beliau di Panwascam Rogojampi, yang alhamdulillah sempat meneguk "segelas dua gelas" ilmu dari beliau.
Baca Juga: Setkab RI Salurkan 1500 Sembako Presiden ke Petani Sawi Kebonpedes Sukabumi
Yang paling saya ingat sampai sekarang adalah, setiap beliau akan memimpin Bimbingan Teknis Pemilu, pembuka yang sering beliau baca adalah doanya Nabi Musa: "Ya Allah, lapangkanlah dadaku. Mudahkanlah urusanku. Bukalah kebekuan lidahku agar mereka faham akan ucapanku."
Saya selalu takjub dengan doa ini karena hampir semua orang jarang sekali berfikir dan merasakan bahwa jangan-jangan kata-katanya tidak pernah bisa difahami orang. Kata-katanya tak bisa menjadi ilmu sehingga orang selalu bertabrakan bagai tanpa cahaya.
Setiap sebelum memulai Rakernis beliau membaca doa Nabi Musa itu, terasa betul ketergantungan beliau kepada Allah agar yang beliau sampaikan dibantu olehNya supaya mampu difahami oleh orang lain.
Baca Juga: Heboh Bangunan Masjid di Curugkembar Disambar Petir, Begini Kondisinya
Artikel Terkait
Isu Politik Uang, Bawaslu Banyuwangi Masih Belum Lengkap
Bawaslu Kediri Temukan Surat Suara Tempelan Foto Artis Korea
Mobil plat Merah Kecelakaan di Sampang, Penumpangnya Ketua Bawaslu Jatim
Jalani Operasi Patah Kaki, Kondisi Ketua Bawaslu Jatim Moh Amin Mulai Stabil