KABAR RAKYAT - Salah satu keistimewaan seni budaya Kabupaten Banyuwangi salah satunya kesenian jaranan buto. Upaya melestarikan dan mengembangkan kesenian ini terus dilakukan masyarakat maupun jajaran pemerintah daerah setempat bersama para seniman. Salah satunya dengan menggelar acara lomba seni jaranan buto cilik.
Meski telah digempur dengan musik maupun tarian modern, kesenian jaranan buto dikawasan Banyuwangi selatan masih banyak digemari kalangan anak-anak atau pelajar untuk menari Jaranan Buto.
Jaranan buto adalah seni tari yang menggunakan properti kuda-kudaan seperti tari kuda lumping. Saat ini, Di Banyuwangi selatan sedang booming jaranan buto dikalangan anak-anak. Di Banyuwangi pertama kalinya ajang lomba seni tari Jaranan Buto Cilik diselenggarakan. Ratusan peserta meramaikan ajang yang digelar di Aula Cluring Waterpark, Banyuwangi. Rabu, (07/06/2023).
Baca Juga: Libur Panjang Waisak Destinasi Banyuwangi Naik 40 persen, Okupansi Hotel Capai 90 Persen
Ajang ini diminati ratusan pelajar di tingkat SD/Sederajat dan SMP/Sederajat. Didampingi oleh wali murid masing-masing siswa, membuat suasana panggung ajang Jaranan Buto Cilik semakin meriah.
Ketua panitia, Suko Prayitno S. Pd mengungkapkan rasa bangga, para generasi muda di Banyuwangi masih banyak yang melestarikan kesenian Jaranan Buto.
"Kebanyakan, pelajar di Banyuwangi yang berprestasi di dunia tari rata-rata perempuan. Maka dari itu kami mencoba untuk menggerakkan ajang seni tari yang diminati siswa laki-laki untuk menyalurkan bakatnya dengan lomba Jaranan Buto Cilik." ungkap Suko.
Dengan ajang ini, Suko berharap seni jaranan buto ini menyeluruh di seluruh wilayah kecamatan se Banyuwangi.
Baca Juga: Ratusan Warga Padati Festival Pengantin Banyuwangi, Tampilkan Kekayaan Rias Tradisional Nusantara
"Intinya, jangan sampai kesenian ini punah. Generasi muda tetap eksis dengan kesenian-kesenian yang ada di Banyuwangi." imbuh Suko.
Melirik perkembangan Jaranan Buto di Banyuwangi, dulu kesenian ini dikembangkan oleh Almarhum Setro Asnawi asal Trenggalek. Ia merantau skaligus menjadi warga Banyuwangi sekitar tahun 1963.
Ia tinggal di Dusun Cemetuk, Desa Cluring, Banyuwangi. Setelah setahun menetap di Banyuwangi, Setro mengembangkan kesenian tari Jaranan Buto yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh penggiat jaranan di Bumi Blambangan.
Penari Jaranan Buto, mengenakan pakaian ala prajurit gagah berani dan merias mukanya bak seperti amarah buto dengan menunggang kuda terbuat dari kulit bergambarkan wajah raksasa.***
Artikel Terkait
Lewat Pantun, Menparekraf Sandiaga Uno Dukung Pemeran Lukis Artos untuk Kebangkitan Wisata Banyuwangi