KABAR RAKYAT - Penangkapan terduga teroris berinisial S merupakan peristiwa ketiga kalinya di Banyuwangi menyita perhatian publik. Pemkab Banyuwangi melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) serta Dinas Pendidikan pun turun tangan.
Pasalnya, terduga teroris asal Desa Gladak Kecamatan Rogojampi ini memiliki lembaga pendidikan non formal yakni Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang diberi nama At Taubah berdiri sejak tahun 2019.
Pasca kejadian tersebut,Pemkab Banyuwangi melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol bersama Dispendik melakukan pembinaan wawasan kebangsaan kepada 25 pengajar PKBM At Taubah dengan harapan tidak sampai terpapar radikalisme, intoleransi, dan terorisme.
Baca Juga: DPRD Banyuwangi Gelar Paripurna Penyampaian Nota Pengantar Raperda RTRW 2023-2043
Plt Kepala Bakesbangpol Banyuwangi, Mohammad Lutfi menyampaikan. pihaknya bersama Komunitas Intelijen Daerah atau Kominda selalu menekankan pentingnya wawasan kebangsaan. Hal ini untuk menanamkan semangat cinta tanah air, nasionalisme, dan patriotisme.
"Tadi kami tanyakan satu per satu, tidak ada hal-hal yang mengarah untuk berbuat yang bertentangan dengan NKRI dan Pancasila (dalam kegiatan belajar di PKBM)," kata Lutfi kepada wartawan.
Lutfi menjelaskan, terduga teroris S pernah masuk dalam pemantauan Bakesbangpol sekitar tahun 2015. Pantauan itu lantaran ada indikasi bahwa SN masuk dalam ranah yang membahayakan NKRI.
"Sepengetahuan kami sudah selesai, tapi mungkin ada catatan khusus yang kami juga enggak tahu," ucapnya.
Baca Juga: Polresta Banyuwangi Dorong Masyarakat Aktif Jaga Keamanan dan Ketertiban Lingkungan
Kepala Bidang Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan Banyuwangi, Nuriyatus Sholeha menambahkan, aktivitas belajar-mengajar di PKBM At-Taubah masih berjalan. Ada sebanyak 927 siswa yang mengikuti kegiatan belajar-mengajar untuk kejar paket A, B, dan C di PKBM itu. Pada tahun ini, sekitar 429 siswa akan lulus ujian paket.
"Ada aktivitas. Yang sekolah di PKBM bukan orang-orang yang menganggur. Mereka ada yang sambil momong anak, momong cucu, bekerja," ujar Nuri.
Hasil pendalaman Dinas Pendidikan dan Bakesbangpol setempat, tak terindikasi adanya upaya penyebaran paham radikal dalam kegiatan belajar mengajar di PKBM tersebut.
Menurut Nuri, nasib para siswa PKBM perlu diselamatkan. Makanya kegiatan belajar mengajar diharapkan untuk dapat terus berlangsung.
Diberitakan sebelumnya, pria berinisial S, warga Dusun Susukan Kidul, Desa Gladak, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, dibawa sekelompok orang diduga Densus 88 Anti Teror.
Artikel Terkait
Warga Desa Gladag Banyuwangi Ditangkap Sekelompok Orang Tak Dikenal, Diduga Dari Densus 88 Anti Teror Polri