Penularan juga bisa terjadi jika menyentuh benda yang sudah terkontaminasi air liur penderita, seperti gelas atau sendok.
Difteri dapat dialami oleh siapa saja. Namun, risiko terserang difteri akan lebih tinggi pada orang yang tidak mendapat vaksin difteri secara lengkap. Selain itu, difteri juga lebih berisiko terjadi pada orang yang :
1.Tinggal di area padat penduduk atau buruk kebersihannya.
2.Bepergian ke wilayah yang sedang terjadi wabah difteri.
3.Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita AIDS.
Gejala Difteri muncul 2 sampai 5 hari setelah seseorang terinfeksi. Meskipun demikian, tidak semua orang yang terinfeksi Difteri mengalami gejala.
Apabila muncul gejala, biasanya berupa terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel penderita.
Baca Juga: Penyebab Ibu Depresi dan Sampai Hilang Ingatan, Kenali yuk!
Selain lapisan abu-abu di tenggorokan, gejala lain yang dapat muncul meliputi sakit tenggorokan, suara serak, batuk, pilek, demam, menggigil, lemas, dan muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
-kapan harus ke dokter?
Segera ke IGD rumah sakit atau dokter untuk mendapatkan pertolongan medis jika muncul gejala Difteri seperti di atas atau yang lebih berat, meliputi gangguan penglihatan, keringat dingin, sesak napas. jantung berdebar, dan kulit pucat atau membiru.
Bagaimana cara mengobati Difteri?
Pertama, dokter akan memberi suntikan antitoksin, untuk melawan racun yang dihasilkan oleh bakteri. Jika alergi terhadap antitoksin, Anda perlu memberi tahu dokter agar dokter dapat menyesuaikan pengobatan.
Pada pasien dengan alergi, biasanya dokter akan memberi dosis antitoksin yang rendah dan meningkatkan kadar secara bertahap.
Artikel Terkait
Penyebab Ibu Depresi dan Sampai Hilang Ingatan, Kenali yuk!
Kuku Anda Kuning? Lakukan Tips Berikut Ini untuk Cara Mengatasi dan Merawatnya: Hanya Gunakan Cuka
Ternyata Penyebab Kuku Kuning Salah Satunya Karena Faktor Lingkungan! Simak Penjelasan Berikut Ini