KABAR RAKYAT - Limbah organic rumah tangga seperti sisa kulit buah,sayuran apabila dikelola dengan baik akan menjadi bahan dasar pembuatan sabun mandi sekaligus sebagai upaya menjaga lingkungan agar tetap bersih.
Dan salah satu cara membuat sabun mandi sendiri dari fermentasi sampah organic rumah tangga. Hasil fermentasi sampah terssebut diolah menjadi enzim sampah atau disebut ekoenzim, yakni cairan berwarna coklat gelap dengan aroma asam yang kemudian dijadikan sebagai salah satu bahan baku pembuatan sabun.
"Jadi ini produknya, selain bermanfaat untuk tubuh, juga bisa mengurangi limbah makanan," kata Eny Kusnanti, pengurus Yayasan Eco Laku Lestari Migunani Banyuwangi, Rabu (1/02/2023).
Baca Juga: 100 Inspirasi Nama Anak Kekinian yang Unik dan Keren Tahun 2023
Yayasan yang bergerak di bidang lingkungan itu sudah dua bulan memproduksi sabun ekoenzim. Sabun-sabun produksi yayasan dimanfaatkan sebagai cinderamata untuk pengunjung yang datang ke sana.
Pihak yayasan juga membuka praktik pelatihan membuat sabun ekoenzim untuk pelajar dan mahasiswa. Cara ini dilakukan untuk mengenalkan sabun yang ramah lingkungan, sekaligus mengampanyekan gerakan peduli lingkungan kepada khalayak.
Sabun ekoenzim berbeda dengan sabun-sabun buatan pabrik yang beredar di pasaran. Produk sabun dibuat dengan cara sederhana, namun tidak mudah. Membuat sabun ekoenzim membutuhkan kesabaran.
"Untuk proses fermentasi ekoenzim saja butuh waktu sekitar tiga bulan," kata Yasmin, sapaan akrab Eny Kusnanti.
Baca Juga: UPDATE Harga Minyak Goreng Jawa Timur Hari ini Kamis 2 Februari 2023: Minyakita Turun 3 Persen
Itu baru proses fermentasinya saja. Proses pembuatan sabun membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan. Lama waktu itu paling banyak untuk menunggu sabun menjadi padat dan siap pakai.
Yasmin menjelaskan, ekoenzim dibuat dengan memanfaatkan limbah buah dan sayur yang diproduksi dari dapur yayasan yang berada di Jalan Samarinda, Kecamatan Kalipuro itu memiliki area seluas sekitar 3 hektare. Di sana berdiri aneka macam pohon, termasuk tanaman buah dan sayur.
Buah dan sayur itu biasa dipanen untuk keperluan sehari-hari. Sisa dari makanan itu kemudian difermentasi untuk menjadi ekoenzim.
Untuk membuat ekoenzim, Yasmin mencampur limbah buah dan sayur dengan air serta molase. Campuran itu kemudian didiamkan selama tiga bulan sebelum disaring. Hasil saringan fermentasi itulah yang dipakai sebagai salah satu bahan pembuatan sabun ekoenzim.
Artikel Terkait
BPS Integrasikan Data Smart Kampung Banyuwangi dengan Regsosek untuk Penanganan Kemiskinan
Tersedia 11 Ribu Dosis Vaksin, Dinkes Banyuwangi Siap Layani Vaksinasi Booster Kedua Bagi Masyarakat