Empat Jam Riset, Komunitas Pegon Temukan Fakta Sejarah dari Figur Dua Kiai Sanusi

- Minggu, 11 Desember 2022 | 16:17 WIB
Komunita Pegon bersama H. Achmad Syafi'i di kediaman Jalan Citarum, Banyuwangi keturunan dua KH Sanusi. Sumber info menjelaskan sejarah nyantri eyang dan bapak disebutnya dua KH Sanusi.  ( Ist/Kabar Rakyat)
Komunita Pegon bersama H. Achmad Syafi'i di kediaman Jalan Citarum, Banyuwangi keturunan dua KH Sanusi. Sumber info menjelaskan sejarah nyantri eyang dan bapak disebutnya dua KH Sanusi. ( Ist/Kabar Rakyat)

KABAR RAKYAT - Pembaca media online perlu tahu eksistensi Komunitas Pegon di Banyuwangi. Komunitas ini memegang disiplin gerakan pada kegiatan riset, dokumentasi, dan publikasi khazanah sejarah pesantren, kiai, dan NU di Banyuwangi.

Komunitas yang didirikan oleh Barur Rohim alias Ayung Notonegoro ini memang baru diresmikan beberapa tahun terakhir. Tapi kegigihan dan kekonsistenan dalam melaksanakan tugas-tugasnya tidak pernah mendongkolkan, bahkan sebaliknya, komunitas ini mendapat pengakuan dan menyabet berbagai penghargaan/apresiasi di tingkat Nasional dan daerah. Alhamdulillah.

Kali ini penulis, Muhamad Soleh Kurniawan, SE bersama Ayunk dan timnya melakukan riset secara mendalam dan serius di Kediaman eyang dan Abah H. Achmad Syafi'i Sanusi - karib disapa H Achmad bertempat di Jl. Citarum, Kelurahan Panderejo, Kecamatan Banyuwangi. Ahad, 11 Desember 2022.

Adalah KH Sanusi Yasin sebagai Eyang H Achmad sementara KH Sanusi Abdullah merupakan ayah kandungnya. Dua Sanusi. Tidak terasa, kegiatan hari ini memakan waktu empat jam dengan berkutat pada foto dan berbagai manuskrip.

Baca Juga: Jefri Nichol Tantang Rizky Billar Adu Tinju, Begini Tanggapan Bijak Suami Lesti Kejora

Tak pernah sepi, mereka juga mendapatkan keterangan dan menuliskan kledioskop kisah perjuangan eyang buyut, eyang, dan Abah H Achmad.

"Kita nanti mulai riset dapatnya diperpagi, sekitar pukul 07.00 WIB. Supaya kegiatan dapat maksimal dan dapat menemukan banyak data terbaru. Ditambah nanti Komunitas Pegon bersamaan agenda kegiatan lanjut penyambutan tamu dari salah satu Wakil Ketua PB NU selama di Banyuwangi," lobi saya kepada H Achmad yang awalnya dipilih jam 09.00 WIB.

"Siap jam 7 pagi," tulis H Achmad merespon whatsapp saya.

Yang bersyukur beliau dapat meluangkan waktu membersamai tim selama kegiatan riset. Dengan sabar dan telaten, H Achmad memandu kami di berbagai rak-rak kuno yang penuh dengan ratusan kitab dan manuskrip.

Pusaka penting itu masih tersimpan rapi dari peninggalan eyang dan abahnya. Tim berpencar di berbagai rak dan menyelidiki kitab-kitab dari berbagai disiplin keilmuan. Terdapat di dalam rak-rak tersebut kitab tauhid, tafsir, hadist, fiqih, balaghoh, sampai disiplin keilmuan falakiyah.

"Kemari leh, sebelumnya saya menemukan hal menarik, di sini ada beberapa undangan dan surat yang saya temukan di antara lempitan berbagai kitabnya abah," H Achmad menunjukkan di sudut rak salah satu kitab.

Sembari mendengarkan keterangan beliau, sontak mengambil dokumentasi momentnya saat H Achmad asyik membaca dan meneliti ulang dokumen-dokumen dan kitab. Benar saja, ditunjukkan dokumen undangan resmi dari Kantor Departemen Agama Kabupaten Banyuwangi terkait peresmian aula Masjid Agung Baiturrahman.

Baca Juga: RAMALAN Gaya Hidup Zodiak Leo, Virgo, Libra, dan Scorpio Besok Senin 12 Desember 2022

Undangan tersebut ditujukan kepada KH Sanusi Abdullah di tanggal 26 April 1977. Masih jelas dalam dokumen tersebut ditandatangani langsung oleh H. A. Kadir Muchtar selaku Kepala Depag Kabupaten Banyuwangi.

Halaman:

Editor: Ayu Nida

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X