Feast Resmi Pecat Drummer Ryo Bodat Usai Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

KABAR RAKYAT - Feast resmi memecat salah satu personilnya yakni sang drummer Ryo Bodat usai diduga lakukan pelecehan seksual.

Feast merupakan salah satu band rock fenomenal Indonesia yang beranggotakan lima orang yakni Daniel Baskara Putra, Adnan Satyanugraha, Dicky Renanda, Fadli Fikriawan, dan Ryo Bodat.

Pada Senin, 17 April 2023, Feast mengumumkan bahwa mereka telah memecat drummer mereka Ryo Bodat.

Feast mengecam tindakan yang dilakukan oleh Ryo Bodat sehingga pemecatan tersebut merupakan konsekuensi untuk yang bersangkutan.

Baca Juga: YG Entertainment Angkat Bicara Terkait Hubungan Romansa Rose BLACKPINK dan Kang Dong Won

"Adrianus Aristo Haryo atau Ryo Bodat telah dinonaktifkan dari seluruh kegiatan Feast karena tindakan merugikan dan menyakiti pihak lain, yang tidak sejalan dengan nilai dan prinsip yang kami percaya," tulis Feast seperti yang dikutip Kabar Rakyat dari laman Instagram resmi @ffeast.

Feast juga mengungkapkan bahwa mereka telah berkoordinasi memastian korban mendapatkan seluruh dukungan yang diperlukan.

Dalam rilis yang sama, Feast akan tetap memantau perkembangan ex drummer mereka untuk memastikan hal serupa tidak terulang.

"Untuk memastikan hal serupa tidak terulang ke depannya, Feast akan tetap memantau perkembangan Bodat agar dapat dengan baik berbenah diri," tambah Feast.

Menanggapi hal tersebut Ryo Bodat secara terbuka mengakui kesalahannya yang melakukan kekerasan seksual dengan melakukan pemaksaan dan manipulasi.

Baca Juga: Jawaban Cerdas Yujin Terkait Kemenangan IVE Berhasil Dapatkan Daesang Pada Awal Debut Tuai Pujian dari Netizen

"Secara personal saya mau menyampaikan permintaan maaf ke pihak yang sudah saya rugikan atas kesalahan besar yang sudah saya perbuat. Saya juga ingin meminta maaf ke semua kelelawar yang sudah saya kecewakan," tulis Ryo Bodat yang diunggah di Instagram Feast.

Ryo Bodat mengakui bahwa dirinya sempat berada dalam hubungan di mana ia telah melakukan kekerasan seksual dengan melakukan pemaksaan dan manipulasi untuk mendapatkan keinginan peribadinya.

"Saya sadar, kecewa, dan sangat menyesali perbuatan saya. Meski permintaan maaf tidak akan cukup dan tidak akan menghilangkan trauma korban, tapi saya akan terus berusaha terus membenahi diri saya sendiri supaya kejadian serupa tidak akan terjadi lagi," tambahnya.