Baca Juga: Hemmm.... Resep Ikan Tongkol Segar Bumbu Rica Rica yang Rasanya Pedas Nikmat Disantap dengan Nasi
Langkah tersebut dapat dilakukan dengan tidak bergantung pada sumber daya yang dimiliki Jawa Timur. Tetapi bisa mengimpor sumber daya dari provinsi lain atau luar negeri, lalu mengolahnya menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah.
Cara tersebut dinilai sebagai satu cara utama untuk memperbaiki neraca perdagangan dengan melakukan substitusi impor.
"Banyak impor bukan membeli barang untuk konsumsi, tetapi membeli bahan baku untuk diolah," jelasnya.
Ia mencontohkan, bahwa nilai tambah tersebut dapat pula diberikan melalui unsur ekstrinsiknya. Salah satunya dengan memberikan nilai tambah industri lewat kemasan atau packaging yang menarik.
Baca Juga: Berikut Data Penduduk 5 Kelurahan Terpadat dan Terjarang di Kota Pahlawan Surabaya Tahun 2021
Selain value added terhadap produk-produk yang dihasilkan, langkah kedua adalah dengan menggali potensi pasar ekspor.
Hal tersebut, menurut Emil bukan tanpa sebab. Pasalnya, berdasarkan data BPS Jatim, ekspor non-migas Jatim per Oktober 2021 mencapai angka 95,28 %. Dimana ekspor Jatim mampu menjangkau pasar ASEAN hingga Uni-Eropa.
"Dengan digitalisasi, kini terbuka peluang yang lebih besar. Sehingga, selepas kurasi dan riset pasar secara digital melalui marketplace, maka harus dilakukan riset secara menyeluruh," ujarnya.
Emil pun mengimbau, agar para pelaku UMKM Jatim dapat sukses dalam segi ekspor.
Artikel Terkait
Bupati Pamekasan Resmikan ‘Wamira Mart’ untuk Sarana Pemasaran UMKM dan WUB Kabupaten Pamekasan
Bawa UMKM Naik Kelas, Bupati Ipuk Targetkan Penerbitan Ribuan PIRT
Dibuka Salawat Dan Santunan Yatim, Puan Borong Olahan Laut UMKM Banyuwangi
Ekspor Ikan Kering ke Taiwan Dilepas Kementerian Perdagangan: Dukung UMKM